Sumber: www.AnneAhira.com
Siapa yang tak kenal sepeda onthel? Sepeda jaman dulu ini masih digemari hingga sekarang karena keklasikannya. Di samping itu, onthel turut mewarnai sejarah perjuangan bangsa ini. Onthel menjadi kenangan sejarah bagi sebagian orang. Para penggemar sepeda onthel ini lalu mendirikan komunitas pecinta onthel di berbagai daerah dan sering mengadakan berbagai kegiatan.
Sepeda Masuk ke Indonesia
Sepeda berasal dari Perancis. Saat itu, sepeda dibuat menggunakan bahan kayu tanpa pedal. Lebih mirip seperti kuda-kudaan. Pembuatnya adalah Baron Von Drais de Sauerbrun dan dibuat pada 1817. Selanjutnya, pada 1839 sepeda dikembangkan dengan menggunakan pedal dengan menggunakan ukuran roda yang berbeda. Roda bagian depan berukuran besar sedangkan roda bagian belakang berukuran sangat kecil.
Kapan sepeda masuk ke Indonesia? Pada jaman dahulu, sekitar tahun 1900-an, para penjajah Belanda membawa sepeda ini ke Indonesia. Sepeda ini digunakan sebagai sarana transportasi kaum kolonial dan para misionaris. Kemudian, kaum bangsawan pun mulai menggunakan sepeda onthel ini.
Orang Belanda menyebut sepeda dengan sebutan fiets. Kata fiets dilisankan atau diucapkan oleh orang Jawa menjadi 'pit'. Makanya orang Jawa sampai sekarang menyebut sepeda dengan sebutan 'pit'. Adapun othel sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya 'dikayuh menggunakan kaki'. Akhirnya, sepeda ini populer dengan sebutan sepeda onthel.
Onthel, Sepeda Penuh Kenangan
Sepeda onthel pada masa itu merupakan sepeda kebanggaan. Sampai pada 1970, kedudukan sepeda onthel mulai tersaingi dengan sepeda lain. Masuknya sepeda produk Cina sedikit menggeser posisi onthel.
Salah satu sepeda produksi Cina itu bermerek phoenix. Masyarakat mengenal sepeda Cina itu dengan sebutan sepeda jengki. Entah bagaimana sepeda itu bisa disebut jengki. Tentu saja hal ini tidak ada kaitannya dengan semur jengki (jengki = jengkol).
Sepeda jengki memiliki rangka dengan desain yang sama sehingga dapat dipakai pria maupun wanita. Kepopuleran sepeda jengki juga sedikit terganggu dengan munculnya jenis sepeda baru, yaitu jenis sepeda gunung (mountain bike). Sepeda gunung mulai marak digunakan sekitar tahun 80-an hingga sekarang.
Onthel di Abad Milenium
Adanya isu pemanasan global membuka kesadaran warga untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan. Salah satu kendaraan yang ramah lingkungan dan bebas bahan bakar minyak adalah sepeda.
Maraknya kampanye bike to work membuat orang beramai-ramai beralih menggunakan sepeda walaupun hanya sekadar untuk berolahraga pada akhir pekan. Selanjutnya, bermunculan komunitas-komunitas sepeda sesuai dengan jenis sepeda yang digunakan, seperti komunitas sepeda gunung, sepeda lipat, dan komunitas sepeda onthel.
Kini, Keberadaan onthel sudah menjadi barang langka. Akibat kelangkaan ini, sepeda onthel menjadi barang antik dan klasik. Para pecinta onthel rela mengelurkan koceknya untuk berburu sepeda atau aksesorisnya. Karena kelangkaannya, sepeda onthel dan aksesorisnya pun menjadi barang mewah dan mahal.
Pehobi onthel tidak melihat fungsi sepeda sebagai alat transportasi saja, tetapi onthel juga bisa menjadi barang mewah atau kesayangan. Nilai sepeda onthel bukan terletak pada seberapa mahal sebuah sepeda dan aksesorisnya, melainkan ada pada nilai sejarah dan kenangannya. Onthel bisa menjadi pengingat kepada penggunanya akan sejarah panjang perjuangan bangsa ini.