Saturday, November 6, 2010

Beberapa Akhlak Rasulullah yang Terlupa

Sumber: www.AnneAhira.com

Sudah cukup banyak ulasan-ulasan para ulama terdahulu mengenai kemuliaan akhlak Rasulullah SAW yang mereka urai dalam kitab-kitab sejarah Nabi atau lebih dikenal Shirah Nabawi. Sangat beragam, melingkupi berbagai sudut pandang dan nama pengarang.


Mereka menceritakan semua hal dan segala bentuk rupa warna kemulian serta ketinggian akhlak Rasulullah di masa hidupnya. Bagaimana akhlak Rasulullah kepada Tuhannya. Akhlak Rasulullah ketika bertemu dan memperlakukan manusia. Akhlak dalam memimpin umat. Bagaimana memperlakukan perempuan.


Tak lupa, mereka juga telah mengulas bagaimana akhlak Rasulullah dalam berkeluarga, ketika hendak makan, berpakaian, bahkan cara hendak membuang hajat. Intinya mulai dari ketika beliau bangun tidur, sampai tidur lagi semuanya sudah dibahas panjang, sepanjang usia zaman sejak sepeninggalannya pada 11 H (632 M) hingga saat ini.


Rasulullah SAW memang diciptakan oleh Allah Swt. dalam format yang sangat baik dan dengan bentuk rupa yang paling sempurna. Segala gerak-geriknya dan diamnya Rasul berjalan mengalir dengan sikap yang penuh makna dan istiqamah. Dan Rasulullah terlepas dari dua sifat yang seringkali menempel pada banyak manusia di muka bumi ini, yaitu sifat pengecut dan terburu-buru (sembrono).


Semua akhlak Rasul yang telah disebutkan di atas merupakan bagian terkecil dari seluruh tauladan Rasulullah yang terbingkai kokoh dalam kitab suci Al-Qur’an. Allah Swt. sudah menggarisbawahi konteks ini dalam banyak ayat-ayatnya, salah satunya berupa pujian, "Sesungguhnya kamu benar-benar memiliki budi pekerti yang Agung" (QS. Al-Qalam: 4).


Dari sekian banyak uraian tentang tauladan akhlak Nabi yang dibahas oleh para ulama dan tokoh-tokoh pemikir Islam, ada beberapa hal yang mungkin selama ini kita terlupa, atau mungkin sengaja melupakannya. Berikut uraiannya.


Akhlak Rasulullah dalam Menghargai Waktu


Rasulullah mempunyai tradisi disiplin yang sangat tinggi dalam kesehariannya. Semua waktu selau diisi dengan kebaikan dan kebaikan. Terutama dengan membaca ayat-ayat Allah. Ini merupakan tradisi Rasulullah yang membuatnya menjadi cerdas, hingga pemikiran-pemikirannya mampu menembus ruas pembatas zaman dan waktu.


Bukankah dalam shirah awal diturunkannya ayat Al-Quran (Surah Al-‘Alaq) merupakan perintah membaca? Setelah mendapat perintah langsung dari Allah tersebut, Rasulullah rajin membaca. Ia melahap semua huruf-huruf dan ayat-ayat Al-Qur’an yang turun menjadi bahan bacaan sekaligus renungannya dalam mengisi waktunya.


Alhasil Rasulullah mampu menembus jurang kebodohannya (ummi) menjadi seorang pemimpin yang disegani, pedagang yang jujur, pemimpin perang yang pandai mengatur strategi, serta guru bangsa yang paling banyak ilmunya.


Akhlak Rasululloh dalam Mengasihi


Rasulullah adalah sosok pribadi muslim yang memiliki rasa kasih sayang yang sangat tinggi, tidak hanya kepada anak-anak yatim, para fakir miskin, tapi juga terhadap binatang. Seperti dijelaskan dalam sebuah hadits, “Apabila kalian mengendarai binatang, berikanlah haknya dan janganlah menjadi setan-setan terhadapnya”.


Dalam hadits lain Rasul bersabda, “Seorang perempuan yang bergelimang dosa telah diampuni oleh Tuhan karena memberi minum seekor anjing yang sedang kehausan.”


Akhlak Rasululloh kepada Alam dan Lingkungan


Rasulullah sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa melakukan usaha-usaha mengolah harta kekayaan alam, baik itu kebun, hutan, minyak bumi, batu bara, dan apa yang baik-baik dari hasil bumi untuk penghidupan. Kemudian melestarikannya, serta tidak melakukan pengrusakan.


Namun, bila melihat fenomena alam bangsa kita saat ini yang mulai tidak bersahabat, mungkin hal ini patut menjadi bahan renungan kita bersama untuk menjadi lebih baik dan lebih arif untuk memperlakukan alam. Bahwa alam akan baik, bila kita baik memperlakukannya, demikian pula sebaliknya.

No comments:

Post a Comment